"Bobot kepala manusia rata-rata 4,5 kg hingga 5,4 kg. Dalam posisi tegak leher bisa menahannya dengan sangat efisien, tapi beratnya jadi 4 kali lipat saat menunduk," kata Tim Hutchful dari British Chiropractic Association seperti dikutip dari Nydailynews.
Dalam posisi tegak, Hutchful mengatakan bahwa leher mampu mendistribusikan beban dari kepala secara merata. Beban itu didistribusikan secara vertikal mulai dari pangkal telinga, turun ke bahu, pinggul, tulang paha dan betis hingga pergelangan kaki.
Namun saat menatap layar ponsel yang kecil, posisi leher dan kepala cenderung menunduk sehingga distribusi bebannya tidak lagi merata. Akibatnya beban yang ditanggun leher menjadi 4 kali lebih berat, lalu dampaknya adalah terjadi peningkatan tekanan secara umum pada rangka tubuh.
Salah satu dampak dari peningkatan tekanan tersebut adalah 'text neck' atau nyeri leher akibat terlalu sering berkirim SMS. Tekanan yang konstan pada tulang leher dalam jangka pendek bisa memicu nyeri atau rasa pegal, lalu bisa berlanjut jadi deformitas atau perubahan bentuk tulang leher.
Berdasarkan penyebabnya, text neck digolongkan sebagai Repetitive Strain Injury (RSI) atau cedera akibat tekanan berulang. Selain text neck, bentuk lain dari RSI yang sering dialami pengguna ponsel cerdas adalah 'text thumb injury' atau cedera jempol karena terlalu sering berkirim SMS.
"Jempol manusia tidak didesain untuk melakukan hal itu (SMS terlalu sering). Ukuran ponsel masa kini terlalu kecil, demikian juga ukuran tombolnya. Pasien saya sampai tidak bisa menggerakkan pergelangan tangan karena cedera semacam ini," kata Sammy Margo dari Chartered Society of Physiotherapy.
source